Sejumlah ruangan pasien di RSUD DSR Lampung Tengah memperihantikan saat musim hujan atap bocor. Dok/Edi |
Lampung Tengah (Globalasia 48 co. Id) — Keluarga pasien Rumah Sakit Umum Daerah, Demang Sepulau Raya (RSUD DSR) Lampung Tengah, keluhkan buruknya fasilitas ruangan rawat rawat inap tidak terawat.
Pasalnya, jika hujan turun, ruangan tersebut selalu bocor, yang membuat lantai di ruangan tersebut digenangi air dan tidak ada penerangan lampu yang membuat keluarga Pasien maupun pasien tidak nyaman.
Menurut Darwin, salah satu keluarga pasien yang menyebut bahwa, dirinya kaget saat menjenguk keluarganya yang dirawat di ruangan Subing.3 RSUD DSR, kebetulan pada saat itu turun hujan dan terlihat air yang mengucur dari atas atap ruangan bocor mengakibatkan lantai ruangan digenangi air hujan, dan di tampung dengan ember.
“Saya kaget kok ada kucuran air dari atas plafon ruangan, dan saat saya tanya dengan keluarga yang dirawat mengatakan bahwa kalau hujan bocor, jadi harus ditampung dengan ember, biar nggak menggenangi lantai,” ujar Darwin, Sabtu (13/5).
Melihat kondisi atap ruangan bocor, dirinya kembali mencoba melihat ruangan yang bersebelahan dengan ruang rawat inap Subing.3, ternyata hal yang sama juga terjadi di ruangan yang lain, tanpak pada ruangan yang tidak ada pasiennya, lantai ruangan digenangi air hujan akibat atap ruangan bocor.
“Jadi sudah lebih dari dua ruangan yang saya telusuri sama aja, malah ruangan yang tidak ada pasiennya lantainya digenangi air.
Dari keterangan perawat yang piket, dia bilang plapon itu sengaja di jebol agar air hujan dari atap yang bocor bisa turun,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, Darwin juga menjelaskan bahwa, hampir 75 persen ruangan yang ada di RSUD gelap gulita, sunyi tidak ubahnya seperti kuburan. Bahkan bebernya beberapa fasilitas sarana dan prasarana yang ada di gedung rumah sakit tersebut banyak yang mengalami kerusakan.
“Hampir semua ruangan gelap gulita, udah kayak dikuburan. Gimana fasilitas rumah sakit milik Pemkab kok kayak gitu, wajar aja kalau pasien enggan berobat di sini,” keluhnya. GA/Edi
Editor: Shanti