Ketua DPC KWIP Kabupaten Lampung Tengah. Dok/GA |
Lampung Tengah — Ketua DPC KWI-Perjuangan Lampung Tengah, Herman, mendesak pihak Polres dan Sat-Pol PP untuk merazia dan menertibkan tempat Kos-kosan yang ada di wilayah setempat.
Desakan itu berdasarkan banyaknya laporan dan kejadian yang disinyalir tempat Kos-kosan yang ada saat ini diduga di jadikan tempat peredaran narkoba, persembunyian pelaku jambret serta tindakan kejahatan lainya.
“Selama inikan saya jarang mendengar pihak berwenang dalam hal ini melakukan operasi razia terkait hal itu. Ditambah dengan kejadian yang terjadi akhir-akhir ini yakni seperti yang dialami anggota KWI-P sudah 3 orang yang menjadi korban, baik kasus pencurian, dan yang terakhir kasus penjambretan,” ujar Herman, Sabtu, (13/5).
Selian itu juga banyaknya laporan dari masyarakat, dan anggota KWI-P yang menjadi korban, dan telah membuat laporan ke pihak Kepolisian hingga saat ini masih belum ada perkembagan.
“Atas kejadian yang menimpa anak dari pengurus KWI-P kemarin, kita mendapat petunjuk dan informasi bahwa pelaku kejahatan menjadikan Kos-kosan sebagai tempat persembunyian,”katanya.
Ditambah lagi, lanjutnya, dengan kurang pedulinya pengelola atau pemilik Kos-kosan untuk meminta atau mengetahui identitas para penghuni. Yang penting Kos-kosan mereka ada penghuni, tidak perduli latar belakang pekerjaan, maupun identitas para penghuni kosan tersebut.
Menyikapi kondisi tempat kos-kosan saat ini yang diduga kuat disinyalir dijadikan tempat persehunyia pelaku kejahatan, dia mendesak aparat terkait dapat mengagendakan giat operasi, khusunya di rumah kontrakan, dan Kos-kosan untuk melakukan pengecekan identitas penghuni dan status (latar belakang).
“Tidak menutup kemungkinan apa bila hal itu dibiarkan terjadi, rumah kontrakan, dan Kos-kosan akan menjadi sarang persembunyian terorisme dan para pelaku tindak kejahatan.
“Kanapa saya bilang begitu, sekarang mau ngekos persyaratannya terlalu mudah, asal ada uang bisa langsung menempati. Terkait persyaratan ldentitas, status, dan latar belakang tidak peting,” terangnya. GA/ KWI-P Lamteng.
Editor: Shanti